Psikologi Belajar Matematika

assalamualaikum, teman teman semua... 
hari ini saya ingin membahas tentang Psikologi Belajar Matematika. 
simak di bawah ini ya .... 

Psikologi belajar / teori belajar adalah teori yang mempelajari perkembangan intelektual (mental) siswa, yaitu tentang apa yang terjadi dan diharapkan terjadi pada intelektual anak, dan tentang kegiatan intelektual anak mengenai hal-hal yang bisa dipikirkan pada usia tertentu. (Suherman, 2001).
Memahami tentang teori belajar sangatlah penting untuk proses pembelajaran matematika di kelas. Dengan memahami teori belajar yang ada, guru diharapkan dapat merancang proses belajar-mengajar yang lebih baik di kelas dengan lebih baik karena sudah berlandaskan pada teori-teori belajar (learning theory) sebagai acuannya. (Saddiq, 2008). Secara garis besar, aliran psikologi belajar terbagi menjadi dua, yaitu aliran psikologi tingkah laku dan aliran psikologi kognitif.

A.  ALIRAN PSIKOLOGI TINGKAH LAKU
1.  Teori Thorndike
Edward L. Thorndike (1874 – 1949) mengemukakan beberapa hukum belajar yang disebut Law of effect. Menurut hukum ini belajar akan lebih berhasil bila respon murid terhadap suatu stimulus diikuti dengan rasa senang atau kepuasan. Teori ini menyatakan bahwa pada hakikatnya belajar merupakan proses menentukan hubungan antara stimulus dan respon. Thorndike mengemukakan bahwa kualitas ddan kuantitas hasil belajar tergantung dari kualitas dan kuantitas Stimulus-Respon (S-R) dalam pelaksanaan kegiatan mengajar. Makin banyak dan makin baik kualitas (S-R) itu (yang diberikan oleh guru) makin banyak dan makin baik pula hasil belajarnya siswa.
Implikasi dari aliran ini dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari adalah :
a.  Dalam menjelaskan suatu konsep tertentu, guru sebaiknya mengambil contoh yang sekiranya sudah sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Menggunakan alat peraga.
b.  Metode pemberian tugas, metode latihan (drill dan practice) akan lebih cocok. Dengan penerapan metode tersebut siswa akan lebih banyak mendapatkan stimulus dan respon yang diberikan pun lebih banyak.
c.  Dalam kurikulum, materi di susun dari materi yang mudah, sedang, dan sukar sampai dengan tingkat kelas, dan tingkat sekolah. Penguasaan materi yang lebih mudah sebagai akibat untuk dapt menguasai materi yang lebih sukar. Dengan kata lain topik (konsep) prasyarat harus dikuasai dulu agar dapat memahami topik berikutnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembuktian Langsung Matematika

Contoh soal HOTS Matematika

Materi Peluang